Sunday, February 17, 2008

tentang matahari

aku jatuh hati padamu, seseorang dengan mata seteduh telaga.
sudah berapa lama kita duduk bersama? aku tak tahu. tapi aku ingat setiap senyum yang kamu tunjukkan padaku. setiap bait lagu yang kamu selalu mau nyanyikan untukku. setiap derai tawa yang mengisi kosong udaraku. entah kamu masih ingat atau tidak, tapi awan-awan semu itu masih menari di mataku. dan kamu pasti tak pernah tahu, aku selalu menanti saat ketika aku bisa meletakkan wangi cendana di wajahmu yang lelap.


kamu pernah bilang padaku, bahwa sebuah hati yang ada padaku ini adalah rumahmu. benarkah? aku hanya berpikir, mengingat lagi, hatiku ini bukan tempat yang luas. bukan juga sebentuk warna-warni yang selalu bisa membuatmu tertawa. bukan pula ruang yang setiap saat terasa nyaman untuk kamu tempati. disini cuma ada sebuah rumah kecil, yang selalu kamu akan punya kuncinya. yang daun pintunya telah mengenal genggam tanganmu. hanya rumah sederhana, tempat dimana kamu akan selalu bisa pulang.


apa aku pernah katakan padamu? kalau suatu hari nanti hujan mengetuk lagi pintu kita, bukakan saja. tak apa. tak perlu takut. sebab kita akan mengingat hari ini, hari dimana bunga bertebaran di halaman rumah kita. hari dimana kamu memandangiku dengan telaga. hari dimana aku tertawa di hatimu. hari dimana kita selalu saling jatuh cinta...