Friday, December 23, 2011

Sunday, January 16, 2011

Sudah Kujadikan Sederhana

Tuhan, selamat sore.

Sedang sibuk tidak?
Aku tulis surat untuk Tuhan, nanti dibaca ya :)

Iya,
sebelumnya aku ingin mengucapkan terimakasih karena Kau telah memilih aku sebagai pemeran utama dalam skenarioMu, perjalanan satu bagian hidup yang cukup perih. Meskipun aku melakoni peran itu dengan berjalan perlahan, tapi percayalah Tuhan, aku tidak akan mengundurkan diri. Aku selalu beranggapan Kau begitu percaya padaku bahwa aku bisa memerankan ini dengan sangat baik.

Tapi Kau pasti tahu kan?
Bahwa hatiku masih ingin semuanya akan baik-baik saja. Jauh di dalam sini, ada sebuah harap bahwa semuanya akan berjalan seperti sewajarnya.


Coba lihat di dalam laci meja belajarku, disana ada sebuah gunting yang rusak. Sisi-sisinya tidak lagi tajam, karena terlalu sering aku gunakan untuk memangkas mimpiku di berbagai sudutnya.

Mimpi yang dulu semula menyerupai labirin yang rumit, sekarang cuma sebuah lingkaran kecil sederhana. Yang mati-matian aku jaga sekelilingnya supaya tidak ada lagi seorangpun merubah bentuknya. Yang selalu aku awasi setiap jengkal garisnya, supaya tidak ada lagi yang menghapus tintanya.

Beginilah Tuhan,
Mimpiku sudah kujadikan sederhana.
Cuma sebuah lingkaran kecil.
Dan rapuh.

Tolong bantu aku menjaganya ya.

-ifa-

Saturday, January 15, 2011

Because it's always been you


Dear you,

Sedang apa kamu disana sekarang? Sudah tidur ya?

Tidak ada apa-apa kok, aku cuma sedang ingin menulis sesuatu. Karena akhir-akhir ini aku merasa agak sulit untuk bicara tentang semuanya.

Aku sedang ingat semua tentang kita. Tentang semuanya. Sejak 5 tahun lalu ketika kita mulai mencoba menyamakan langkah, supaya tak ada diantara kita yang tertinggal di belakang. Hari ini langkah kita masih sejajar. Aku, iya aku tau kamu juga, ingin kita tetap seperti ini.

Hari ini.

Hari dimana kita sudah melewati banyak episode. We grow up together. We share laughters and tears. Terserah saja kalau orang bilang kita ini anak kecil yang baru pacaran kemarin sore, karena cuma kita yang tahu betapa semua hal yang harus kita hadapi sudah terlampau mendewasakan kita, bahkan sebelum waktunya. Terserah saja kalau banyak mata menyepelekan sesuatu yang kita sebut cinta. Karena, sekali lagi, cuma kita yang tahu tentang bahagia dan lelah yang kita sudah lewati sampai hari ini. Seperti katamu waktu itu, kita sudah mengalami segala macam perasaan. Dan tidak seharusnya kita menyerah.

Kamu tahu tidak, aku selalu hampir menangis kalau ingat pesan singkat yang waktu itu kamu kirim.
"iya.. percayalah aku akan berbuat apapun biar sama-sama adek terus :)"
(09-12-2009 --- 15.14)

Padahal aku selalu berpikir, kamu akan baik-baik saja kalau aku tidak ada. Akulah satu-satunya orang yang akan tertegun dan sulit untuk melangkah, karena semestinya ada kamu disitu. Because it's always been you.

Aku tidak tahu apalagi yang akan terjadi setelah ini. Cerita macam apalagi yang harus kita hadapi. Setapak dengan berapa milyar batu lagi yang mesti kita susuri pelan-pelan supaya tidak jatuh dan berdarah lagi. Tapi aku akan tetap harus menata langkah dan melindungi hatiku.


Dan aku,

aku masih ingin melihat kamu duduk di ruang tamu rumahku, di kursi kesayanganmu itu.

aku masih ingin membuatkan segelas es teh manis buat kamu.

aku masih ingin melihat senyummu saat mencium wangi roti keju kesukaanmu yang masih hangat. Atau risoles yang sering kamu rindukan itu. -------- janji, nanti aku buatkan lagi :)

aku masih ingin mendengar kamu marah karena aku tidak juga membawa antasida dan obat migrain ku di tas.

aku masih ingin mendengar kamu mengatakan aku sombong karena berjam-jam tidak menghubungi kamu.

aku masih ingin menceritakan mimpi-mimpi muluk di pikiranku, dan kemudian terheran kenapa kamu lebih yakin bahwa aku bisa mencapai mimpi itu dibanding aku sendiri.

........


i wanna be with you forever,

but i don't know if i can't have you anymore.




i love you,
as always.

Jas Putih Dokter


Selamat malam, jas putih kesayanganku.

Pertama kali aku memakaimu ketika setelah wisuda aku mengikuti program pembekalan kepaniteraan klinik di rumah sakit pendidikan, kira-kira 3 tahun lalu. Kamu tahu tidak? Saat itu aku begitu bangga. Aku merasa sangat lain dibandingkan dengan para pengunjung rumah sakit itu. Mimpi dan segala cita-cita terekam jelas di kepalaku, aku berpikir mulai saat itu hidupku akan aman dan nyaman karena sebentar lagi aku bisa menyandang gelar dokter di depan namaku.

Dan saat ini,

Biar saja aku mempertanyakan sesuatu padamu, jas putih kebanggaanku.

Kenapa waktu itu tidak kamu beritahu aku, tentang kerasnya dunia yang akan aku jalani?

Kenapa waktu itu tidak kamu peringatkan aku, bahwa begitu banyak hal yang harus aku korbankan demi tetap bisa memakaimu sampai akhir nafasku?

Kenapa waktu itu kamu tidak pernah bilang bahwa akan sulit untuk mencapai mimpiku yang muluk-muluk ini?

Kenapa waktu itu kamu tidak menolak saja waktu akan kupakai pertama kali?

Kenapa kamu tidak bilang kalau hanya orang-orang kuat saja yang pantas kamu selimuti tubuhnya?

i’m feeling that i’m not that strong.


Tidak. Jangan begitu saja berpikir bahwa aku menyesal.

Aku tidak menyesal, sebab masih ada mimpi belum terpenuhi yang tersulam di setiap serat benang putihmu.

Doakan aku, jas putih sahabatku. Sebab aku tidak ingin cerita kita berakhir dengan menyimpanmu rapi di dalam lemari.

Saturday, January 1, 2011

Kapan nikah?

Apakah anda orang Indonesia? Apakah anda belum menikah? Kalau iya, pasti dong sering mendengar pertanyaan seperti judul diatas, hehehehe.
blogger-emoticon.blogspot.com

Kebanyakan orang agak bermasalah nih kalau ditanyain "kapan nikah. Noted : "kebanyakan", tidak semua. Malah salah satu teman saya yang pernah tanya begitu ke saya, pertanyaannya diawali dengan "sori nih, pertanyaan sensitif". Saya juga bingung letak sensitif nya di bagian mana :D Karena kalau saya, menyebalkan atau tidaknya pertanyaan itu adalah tergantung dari siapa yang nanya.

Jadi begini. Ada orang yang memang betul-betul perhatian sama kita, dia kepingin tahu kapan kita menikah. Mungkin mau mendoakan supaya lancar, mungkin mau ikut berbahagia, dan lain sebagainya. Biasanya yang masuk kategori ini adalah saudara dekat dan teman dekat kita. Misalnya : pakde, bude, om, tante, sepupu, sahabat. Jadi, saya sama sekali tidak pernah terganggu dengan pertanyaan macam begitu di arisan keluarga, acara hari raya, kumpul-kumpul sahabat, semacam itulah. Karena yang bertanya itu adalah orang yang memang bertanya dengan tulus ikhlas. Jadi tidak perlu lah saya merasa gimana-gimana. Dan biasanya mereka-mereka yang bertanya ini akan saya jawab dengan benar, saya kasih tau lah kapan kira-kira saya rencananya akan menikah. Atau kalaupun saya jawab sambil bercanda ya bercanda yang cukup sopan deh ya.
blogger-emoticon.blogspot.com

Nah ada juga orang yang bertanya itu hanya basa-basi. Yang termasuk dalam kategori ini adalah : teman lama yang tiba-tiba ketemu lagi, teman biasa yang tidak terlalu dekat (maksudnya ya yang mungkin selama ini hanya say "hi" saja kalau ketemu), dan yang paling parah adalah pasangan dari teman kita (bisa suami/ istri/ dan bahkan pacar) yang bahkan kita tidak terlalu kenal. Yang terakhir ini adalah raja/ratu-nya basa-basi dan sotoy, kenal pun tidak kenal-kenal amat yah :) Biasanya pertanyaan dari orang-orang basa-basi ini muncul di acara reuni teman sekolah atau kuliah, acara pernikahan teman, chatting di YM/BBM/sejenisnya dengan teman lama, atau bahkan waktu nengok teman lama yang sakit.
Buat kategori ini, saya tidak pernah menjawab serius, malah kadang tidak saya jawab. Hehehehehe. Kenapa? Karena saya pada dasarnya tidak terlalu suka basa-basi, kalaupun terpaksa harus basa-basi, bisa kan basa-basinya yang sedikit berbobot? :)

Saya kepingin kasih contoh untuk kategori kedua ini, mohon maaf ya kalau ternyata yang saya tulis disini baca dan kemudian ngerasa
blogger-emoticon.blogspot.com

Jadi waktu itu saya datang ke pernikahan teman SMA saya. Dan ketemu sama beberapa orang teman SMA dulu. Ngobrol lah kita, ketawa-ketawa, udah lama pisah kan kangen yah. Nah tidak berapa lama tiba-tiba datanglah teman saya yang lain, dan dulunya tidak begitu dekat. Yah memang sih dulu kita satu organisasi kerohanian Islam. Terus kebetulan saat itu saya sudah mau pamit duluan karena harus menghadiri pernikahan teman saya yang lain yang kebetulan hari dan jam acaranya sama. Nah saya pun pamit sama semua teman saya, cipika-cipiki, termasuk sama si teman saya yang baru bergabung itu. Dan....... jeng jeng! Bertanyalah dia dengan nada yang annoying "Kapan?". Iya, pertanyaannya itu, cuma satu kata : "Kapan?". Cara bertanya nya seperti sudah di-set, kelihatannya dia sangat sering melontarkan pertanyaan yang sama dengan nada dan gaya yang sama. Dan ekspresi wajah yang sama mungkin ya.
Jawaban saya? tidak saya jawab, hahahahahahahaha *ketawa setan*
blogger-emoticon.blogspot.com Saya cuma mikir aja sih, memangnya dia tidak kepingin tau kabar saya ya? tidak kepingin tau kegiatan saya apa selepas kami nggak satu sekolah lagi. Apa saya sehat, apa baik-baik saja, dll. Satu-satunya yang menarik dari diri saya di mata dia cuma satu : "Kapan?". Eh ngomong-ngomong kapan apanya sih ya? Lupa nanya. Jangan-jangan maksudnya itu : Kapan mati".
blogger-emoticon.blogspot.com

Terus, ada lagi. Jadi waktu itu teman saya sakit. Saya pun nengokin lah ya.. saya datang ke rumahnya. Oh iya teman saya ini sudah menikah. Nah waktu saya datang ke rumahnya, teman saya ini sedang tiduran di kamarnya. Yang menyambut saya adalah suaminya, yang tidak banyak bicara saat saya datang. Diajaklah saya masuk ke kamar teman saya ini, dan you know what? Tiba-tiba suaminya bertanya "Kapan?". Suaminya, bukan teman saya yang bertanya.
blogger-emoticon.blogspot.com
Begini, begini, saya tidak terlalu kenal dengan suami teman saya ini. Dan ditambah lagi dia punya record buruk di mata saya karena pernah chatting dengan saya dan tiba-tiba menasehati saya tentang betapa saya harus cepat-cepat menikah, menurut dia. Well, who the hell are you, mister? :)
Dan waktu saya menengok teman saya yang sakit itu, saya benar-benar baru datang. Baru masuk. Dan dengan dangkal-nya dia menyuguhi saya dengan pertanyaan "kapan", kalau yang ini saya tau jelas maksudnya adalah kapan saya menikah.

Jadi intinya adalah, pada dasarnya saya tidak terlalu terganggu dengan pertanyaan "kapan nikah" seperti kebanyakan orang. Yang membuat saya terganggu adalah ke"dangkal"an dan basa-basi dari si penanya.
Kalau yang bertanya itu saudara atau sahabat dekat, saya justru senang kalau ditanya-tanya begitu. Mau minta bantuin nyiapin acara-nya soalnya, hehehehehehe. Nggak deng :p

Oh iya, sepertinya kalau nanti ada yang komen di tulisan ini, mungkin akan ada yang komen "Jadi, kapan nikah fa?" gitu. Hehehehehe, please be creative, buddy :)

Ya sudahlah ya semoga orang-orang Indonesia segera diberikan hidayah oleh Allah swt dan kedepannya akan semakin kreatif serta berbobot, cheers!
blogger-emoticon.blogspot.com
cek :D