Monday, August 4, 2008

potret kemiskinan, salah siapa?

Benar juga, kalau warga negara sekarang itu merupakan satu potret kemiskinan.

Bukan, saya bukan sedang membicarakan kemiskinan harta ataupun materi. Tapi ini cuma tentang 'kemiskinan' kemampuan untuk tertib di jalan umum.

Pagi ini saya pergi ke rumah sakit lewat jalur yang bisa dibilang 'melawan arus', jadi bukan jalur yang padat kendaraan. Tapi yah, namanya juga melawan arus, tentu saja arah yang berlawanan dengan saya sangat amat padat.
Sebenarnya nggak ada yang mengganggu dengan kepadatan itu, kecuali satu hal :
sepeda motor

maaf, sekali lagi maaf sebelumnya buat para pengendara sepeda motor. Saya tahu, memang tidak semua pengendara sepeda motor berkelakuan buruk di jalanan. Tapi pagi ini saya benar-benar dibuat kesal, 1000x kesal, oleh kelakuan para pengendara sepeda motor yang sama sekali jauh dari aturan.

Jadi tadi pagi jalur yang sejalan dengan saya, yang sebenarnya tidak macet itu, dipakai oleh para pengendara sepeda motor yang jumlahnya ratusan. Ah, di mata saya bahkan mereka berjumlah ribuan. Bukan cuma itu, mereka membuat mobil saya dan mobil2 searah dengan saya, termasuk angkutan umum, berjalan bukan di jalur aspal. Tapi di jalur pejalan kaki yang penuh dengan tanaman2 dan beberapa tiang listrik. Dan jangan lupa, kami juga harus berdesakan dengan sepeda motor yang searah dengan kami, yang kemungkinan besar akan mengacungkan tinju bila motor mereka tersenggol oleh mobil di sekitarnya.


Saya cuma bisa terdiam, memandangi mereka-mereka yang dengan bahagia 'menghalangi' jalur yang searah dengan saya. Entah apa yang ada di pikiran mereka ketika mereka berbelok-belok seenaknya, menyelip-nyelip diantara mobil-mobil semaunya. Saya tidak pernah tahu pasti. Yang saat itu ada di pikiran saya cuma bayangan dimana saya pakai kostum pendekar cina, plus ikat kepala dan pedang panjang yang super tajam, dan saya dengan kerennya bertarung melawan para pengendara sepeda motor itu (dan motornya juga yah, buat semuanya kembali ke jalurnya yang benar!), lalu tentu saja saya adalah pemenang tunggal dalam pertarungan legendaris itu.
.
Iya, saya tahu, para pengendara sepeda motor itu mungkin kepanasan dengan pajanan sinar matahari. Atau mungkin takut kehujanan karena langit kelihatan mendung. Tidak seperti pengendara mobil yang bisa dengan tenang duduk di dalam mobil ber-AC, tidak perlu khawatir panas ataupun hujan.


Oh shut up, baby...


Jangan buat itu sebagai alasan kalian untuk menyulap jalanan yang tadinya tertib menjadi super semrawut. Karena semestinya hal itu tidak lantas membuat kalian para pengendara sepeda motor menjadi kehilangan kemampuan untuk mentaati peraturan. Okey, tidak usahlah bicara tentang peraturan. Tapi setidaknya berjalanlah di jalur kalian sendiri.

That's it.





p.s : perasaan saya kalau naik motor juga nggak gitu-gitu amat deh.

2 comments:

iCa said...

Horeeeeeeeeeeee, Hidup Neng Ifa!!

Gileee, chabe bacanya ambil ngangguk2 dan tepuk tangan *lebay*

I vote you for the next president :D

ifa said...

chabe --> oh i'll be the next president! ntar chabe gw kasih kaos sama topi yg ada foto gw ya, buat kempanye...

program : bikin jalur khusus motor... dan polisi khusus mentertibkan motor...
=D