little girls, little boys, they're adorable. But sometimes in special occasion, they can be sooo annoying...
kapan ya saya pertama kali punya pikiran seperti ini? hm... dan itu berlanjut setelah saya mengalami beberapa kejadian yang melibatkan anak kecil yang tidak bisa diatur (hellooo... where's your mom, kids? she should keep you from making an annoyance!)
Case I : Shalat Iedul Adha di masjid dekat rumah
Saya datang ke masjid itu lumayan masih pagi, karena Ibu saya berasumsi bahwa kita harus datang lebih pagi supaya dapat tempat yang enak. Maka kami datang sekitar pukul 6.15 pagi, dan duduklah saya di tempat yang memang strategis. Nggak berapa lama, datanglah 2 orang ibu-ibu dengan membawa anaknya masing-masing, tentu saja anak-anak mereka ini masih kecil, sekitar umur 4 atau 5 tahun kali ya? Mereka duduk tepat di sebelah kiri saya. Bener deh, saya nggak punya pikiran buruk sama sekali sama mereka, semua berjalan baik-baik saja, sampai ketika shalat Ied dimulai.
Rakaat pertama...
Awalnya keadaan masih terkendali, sampai waktu ruku', kedua anak kecil yang nggak ikutan shalat ini mulai berbicara dengan suara keras, lalu mereka berdiri dan tertawa-tawa... (berhubung suasana hening karena semua orang sedang shalat, jadinya suara mereka kedengeran keras gitu loh)
Rakaat kedua...
Acara bicara keras dan tertawa itu mereka lanjutkan dengan bermain kejar-kejaran (iya, kejar-kejaran! semacam semi petak umpet gitulah), mereka berlari-lari mengelilingi ibu mereka, yang tentu saja termasuk agak menabrak saya yang sedang shalat juga ya.
Dan tau nggak, para ibu-ibu itu nggak punya inisiatif sama sekali untuk membatalkan shalatnya demi keamanan dan kenyamanan seisi masjid... Saya langsung memproklamirkan Shalat Ied hari itu sebagai shalat Ied ter-nggak-khusyuk- sedunia...
dan saya pun bertanya-tanya dalam hati, apakah kedua ibu-ibu di sebelah saya itu nggak memberikan pengertian pada anaknya sebelum berangkat ke masjid, bahwa ibunya akan melakukan ibadah di masjid dan si anak diminta untuk tenang. Toh kalau memang si anak nggak bisa tenang ya nggak usah diajak ke masjid tho, tanteee...
Case II : Akad nikah sepupu saya
Hari itu hari pernikahan sepupu saya, dan tentu saja saya ikut menghadiri akad nikahnya. Dan kali itu saya diminta oleh Ibu saya untuk merekam prosesi akad nikah dengan handycam. Jadiii, otomatis saya tau pasti apa-apa saja yang terjadi dan suara-suara apa saja yang terdengar selama acara tersebut berlangsung.
Acara akad nikah pun dimulai...
Awalnya semua berjalan normal dan tenang, sampai tiba-tiba terdengar suara anak kecil (yang entahlah itu siapa) berteriak keras, tapi bisa segera diatasi dengan membawa anak itu keluar masjid (thanks to someone who did it). Tapi saya sudah terlanjur mangkel, saya bukannya melarang seorang anak kecil untuk bermain dan berteriak-teriak, i don't care! tapi jangan di acara akad nikah gitu yaaa... beberapa menit berlalu dengan tenang, dan tiba-tiba (lagi) anak itu muncul, berlari melintasi masjid dengan membawa balon warna-warni (balon darimana sih itu!!!???) dengan tidak lupa mengeluarkan suara-suara yang mengganggu acara. Aduh, saya nggak tau yah apakah sepupu saya itu terganggu atau tidak oleh hal itu, sepertinya dia tidak terlalu peduli deh... kenapa jadi saya yang merasa terganggu ya? entahlah, saya cuma tidak mau acara itu jadi kurang khidmat. Belum lagi keponakan kecil saya yang terus-menerus menarik baju saya sambil berkata "Tanteee aku difoto dooonnnggg, difotooo..." Aaaarghhh.
kapan ya saya pertama kali punya pikiran seperti ini? hm... dan itu berlanjut setelah saya mengalami beberapa kejadian yang melibatkan anak kecil yang tidak bisa diatur (hellooo... where's your mom, kids? she should keep you from making an annoyance!)
Case I : Shalat Iedul Adha di masjid dekat rumah
Saya datang ke masjid itu lumayan masih pagi, karena Ibu saya berasumsi bahwa kita harus datang lebih pagi supaya dapat tempat yang enak. Maka kami datang sekitar pukul 6.15 pagi, dan duduklah saya di tempat yang memang strategis. Nggak berapa lama, datanglah 2 orang ibu-ibu dengan membawa anaknya masing-masing, tentu saja anak-anak mereka ini masih kecil, sekitar umur 4 atau 5 tahun kali ya? Mereka duduk tepat di sebelah kiri saya. Bener deh, saya nggak punya pikiran buruk sama sekali sama mereka, semua berjalan baik-baik saja, sampai ketika shalat Ied dimulai.
Rakaat pertama...
Awalnya keadaan masih terkendali, sampai waktu ruku', kedua anak kecil yang nggak ikutan shalat ini mulai berbicara dengan suara keras, lalu mereka berdiri dan tertawa-tawa... (berhubung suasana hening karena semua orang sedang shalat, jadinya suara mereka kedengeran keras gitu loh)
Rakaat kedua...
Acara bicara keras dan tertawa itu mereka lanjutkan dengan bermain kejar-kejaran (iya, kejar-kejaran! semacam semi petak umpet gitulah), mereka berlari-lari mengelilingi ibu mereka, yang tentu saja termasuk agak menabrak saya yang sedang shalat juga ya.
Dan tau nggak, para ibu-ibu itu nggak punya inisiatif sama sekali untuk membatalkan shalatnya demi keamanan dan kenyamanan seisi masjid... Saya langsung memproklamirkan Shalat Ied hari itu sebagai shalat Ied ter-nggak-khusyuk- sedunia...
dan saya pun bertanya-tanya dalam hati, apakah kedua ibu-ibu di sebelah saya itu nggak memberikan pengertian pada anaknya sebelum berangkat ke masjid, bahwa ibunya akan melakukan ibadah di masjid dan si anak diminta untuk tenang. Toh kalau memang si anak nggak bisa tenang ya nggak usah diajak ke masjid tho, tanteee...
Case II : Akad nikah sepupu saya
Hari itu hari pernikahan sepupu saya, dan tentu saja saya ikut menghadiri akad nikahnya. Dan kali itu saya diminta oleh Ibu saya untuk merekam prosesi akad nikah dengan handycam. Jadiii, otomatis saya tau pasti apa-apa saja yang terjadi dan suara-suara apa saja yang terdengar selama acara tersebut berlangsung.
Acara akad nikah pun dimulai...
Awalnya semua berjalan normal dan tenang, sampai tiba-tiba terdengar suara anak kecil (yang entahlah itu siapa) berteriak keras, tapi bisa segera diatasi dengan membawa anak itu keluar masjid (thanks to someone who did it). Tapi saya sudah terlanjur mangkel, saya bukannya melarang seorang anak kecil untuk bermain dan berteriak-teriak, i don't care! tapi jangan di acara akad nikah gitu yaaa... beberapa menit berlalu dengan tenang, dan tiba-tiba (lagi) anak itu muncul, berlari melintasi masjid dengan membawa balon warna-warni (balon darimana sih itu!!!???) dengan tidak lupa mengeluarkan suara-suara yang mengganggu acara. Aduh, saya nggak tau yah apakah sepupu saya itu terganggu atau tidak oleh hal itu, sepertinya dia tidak terlalu peduli deh... kenapa jadi saya yang merasa terganggu ya? entahlah, saya cuma tidak mau acara itu jadi kurang khidmat. Belum lagi keponakan kecil saya yang terus-menerus menarik baju saya sambil berkata "Tanteee aku difoto dooonnnggg, difotooo..." Aaaarghhh.
sekali lagi saya bertanya-tanya, kemana ya para ibu-ibu mereka? apakah mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang menghadiri sebuah acara yang membutuhkan suasana tenang? kenapa mereka tidak mengawasi dan memastikan bahwa anak-anak mereka tidak melakukan sesuatu yang 'mengganggu' jalannya acara?
dan kejadian ini dibahas oleh kami para adik-adik sepupu si pengantin perempuan setelah acara selesai dan kami berkumpul di rumah saya. Kami semua kesal dengan kelakuan anak-anak itu, entah itu teriakannya, tingkahnya, balonnya, atau apalah. Bukan apa-apa, but we just didn't want those children to made an annoying things at our sister's wedding. Dan usut punya usut, ternyata setelah acara selesai, salah satu sepupu saya berkata pada ibunya "Ibu, pokoknya kalo aku akad nikah, nggak ada anak kecil yang boleh masuk!!!"
hyahahaha,,,ada-ada saja sepupu saya itu...
-------------------------------------------------------------------------------------------------
yah sebenarnya masih ada beberapa cerita lagi, tapi itu aja deh yang saya ceritakan disini, hehehe...
cheers :)
dan kejadian ini dibahas oleh kami para adik-adik sepupu si pengantin perempuan setelah acara selesai dan kami berkumpul di rumah saya. Kami semua kesal dengan kelakuan anak-anak itu, entah itu teriakannya, tingkahnya, balonnya, atau apalah. Bukan apa-apa, but we just didn't want those children to made an annoying things at our sister's wedding. Dan usut punya usut, ternyata setelah acara selesai, salah satu sepupu saya berkata pada ibunya "Ibu, pokoknya kalo aku akad nikah, nggak ada anak kecil yang boleh masuk!!!"
hyahahaha,,,ada-ada saja sepupu saya itu...
-------------------------------------------------------------------------------------------------
yah sebenarnya masih ada beberapa cerita lagi, tapi itu aja deh yang saya ceritakan disini, hehehe...
cheers :)
10 comments:
hihihi.... curahan hati banget...
cici tp kalo ngeliat anak kecil di jalan jgn ditendang y..
bener tu.. males bgt klo ada anak yang berisik di masjid.. tapi ya gitulah anak kecil.. mo dimarahin juga g bisa..
koko --->he eh, curahan hati yang sudah lama terpendam... hyahahaha =D
abimanyu ---> nah itulah makanya, suka bertanya2 dimanakah ibunyaaa? karna si anak kecil itu kan ga bisa diapa2in... mestinya ibunya yg bertindak, bukan org lain...
hehehe....namanya juga anak-anak lagi lucu2nya (bandel2nya) hehe...
but...kenapa ya kalo ada anak bermasalah orang selalu berkata 'yeikz...anak siapa sih ni ?! ibunya kemana sih ?! gak bisa apa ya ngajarin yang bener '
gak ada tuh yang bilang 'bapaknya kemana sih ?!'
padahal kan anak tuh tanggung jawab ayah-ibu
hemm....dunia indonesia...hehehe...
yg sabar ya..ngadepin anak-anak...hehe...
ajenk ---> iya tu aku juga sering mikir gitu, kenapa yang dicariin bukan bapaknya ya? hyehehe... mungkin karena biasanya yang ngajarin tata krama kayak gituan ibu2 kali yaaa? hmmm... tak taulah... =D
Begitulah ya yg namanya anak-anak. Aku sering nggak khusyuk sholat ied gara2 hal seperti yang Ifa cerita tadi, sama persis. Mau dimarahin kok ya anak2. Mestinya sih orang tuanya kasih pengarahan ke anaknya. Tapi ya namanya anak2, kadang sudah dikasih tahupun tetep saja. Alhamdulillah anakku model penurut.
salam kenal dari bunda...
hehehehe... ntar ya kalo sudah punya anak bisa merasakan!!!
sebenarnya bunda juga gak suka dan sering sekali memilah acara yang bisa dihadiri oleh anak-anak, namun tetapi tetap saja jika berhadapan dengan anak-anak.. segala sesuatunya bisa terjadi.
sebetulnya ortunya yang harusnya bertanggung jawab...itu tandanya disiplin dirumahnya kurang tegas....anak adalah anak, harus dibiarkan bebas berekspresi, tapi juga anak harus diajarkan saat saat dimana dia harus belajar "bersosialisasi", misalnya, diam hanya sebentaaaar aja saat ijab kabul, masa sih nggak bisa ???
bunda primaningrum ---> hehehe... merasakan apa yaaa? jadi agak horor... =D
mamah ani ---> iya mamah ani, masalahnya itu dia berkelakuan nggak pada tempatnya... kalo lagi di rumah sih gapapa kali ya kalo mau berisik2...
dan akad nikah kita bener2 bebas dari anak kecil :)
Post a Comment