Selamat malam, jas putih kesayanganku.
Pertama kali aku memakaimu ketika setelah wisuda aku mengikuti program pembekalan kepaniteraan klinik di rumah sakit pendidikan, kira-kira 3 tahun lalu. Kamu tahu tidak? Saat itu aku begitu bangga. Aku merasa sangat lain dibandingkan dengan para pengunjung rumah sakit itu. Mimpi dan segala cita-cita terekam jelas di kepalaku, aku berpikir mulai saat itu hidupku akan aman dan nyaman karena sebentar lagi aku bisa menyandang gelar dokter di depan namaku.
Dan saat ini,
Biar saja aku mempertanyakan sesuatu padamu, jas putih kebanggaanku.
Kenapa waktu itu tidak kamu beritahu aku, tentang kerasnya dunia yang akan aku jalani?
Kenapa waktu itu tidak kamu peringatkan aku, bahwa begitu banyak hal yang harus aku korbankan demi tetap bisa memakaimu sampai akhir nafasku?
Kenapa waktu itu kamu tidak pernah bilang bahwa akan sulit untuk mencapai mimpiku yang muluk-muluk ini?
Kenapa waktu itu kamu tidak menolak saja waktu akan kupakai pertama kali?
Kenapa kamu tidak bilang kalau hanya orang-orang kuat saja yang pantas kamu selimuti tubuhnya?
i’m feeling that i’m not that strong.
Tidak. Jangan begitu saja berpikir bahwa aku menyesal.
Aku tidak menyesal, sebab masih ada mimpi belum terpenuhi yang tersulam di setiap serat benang putihmu.
Doakan aku, jas putih sahabatku. Sebab aku tidak ingin cerita kita berakhir dengan menyimpanmu rapi di dalam lemari.
No comments:
Post a Comment