7 hari, terhitung mulai hari ini. Saya harus berpikir tentang masa depan. Sesuatu yang paling malas saya lakukan, karena saya ini model orang yang tidak suka berencana, tidak suka memikirkan apa yang akan terjadi besok, lusa, atau minggu depan.
Tapi sepertinya kali ini saya harus benar-benar berpikir.
Jangan tanya kenapa harus 7 hari :) Karena saya juga tidak begitu mengerti, mungkin sesuatu yang sudah saya tahu akan terjadi ini datang terlalu cepat, dan saya tidak siap.
Sebagian dari diri saya mungkin bertanya pada sebagian yang lain, tentang apakah saya takut, apakah saya cemas, apakah saya gelisah. Jawabannya adalah : mungkin. Saya tidak akan mengizinkan diri saya untuk benar-benar takut. Saya boleh cemas, boleh juga gelisah, tapi tidak dengan rasa takut. Tidak akan pernah.
7 hari ini entah harus saya mulai darimana. Terlalu pusing. Ah, mungkin bisa dimulai dengan berpikir tentang apa yang sebenarnya saya inginkan, sepertinya selama ini saya tidak pernah sungguh-sungguh berpikir tentang ini. Kemudian mungkin juga mempertimbangkan keinginan orang-orang yang akan berpengaruh dalam menentukan masa depan saya. Aneh, saya merasa aneh karena mesti memikirkan orang selain saya sendiri dan (mungkin) calon partner hidup saya. Bukankah saya, yang akan menjalani apapun dengan segala resikonya? Bukankan saya, yang sampai mati nanti akan merasakan apapun yang berkaitan dengan segala sesuatunya? Saya. Bukan siapa-siapa. Rasanya tidak adil, sekarang saya harus memikirkan banyak orang. Sedangkan nanti, saya lah yang harus menanggung semuanya, saya yang menjalani semuanya, lengkap dengan segala resiko dan konsekuensinya. Semua pihak yang sekarang saya pikirkan perasaannya, tidak akan lagi ambil bagian. Kenapa ya bisa begitu? Entahlah, tanya saja pada rumput yang bergoyang.
Tentang yang saya inginkan...
Nanti dulu, saya masih belum bisa memutuskan apa yang sebenarnya saya inginkan. Mungkin ini saja ya, bayangan saya tentang seperti apa saya di masa depan. Dari dulu saya selalu membayangkan, saya dengan karir yang cemerlang. Apapun profesinya. Dan karena kebetulan saya sekarang bermain di dunia kedokteran, mungkin yah bayangannya adalah saya dengan jas putih bertuliskan nama saya, plus titel 'dokter' di depan nama saya dan gelar spesialis something di belakangnya. Gambarannya adalah saya duduk di ruangan saya sendiri, putih, rapi, bersih, dan tentu saja : wangi. Saya sibuk menganalisa kasus pasien-pasien saya, and bingo! the case is easily solved! hehehe, terlalu muluk-muluk ya? Nggak apa-apa lah namanya juga impian ^^
Tapi ternyata hidup bukan sekedar tentang itu ya? Bodohnya saya adalah baru sadar sekarang. Baru tahu, bahwa banyak hal yang harus dipikirkan. Yasudahlah, masih ada 7 hari kan? :)
Toh saya sudah berdoa, saya juga percaya Tuhan itu Maha Membolak-balikkan hati manusia. Dan Tuhan juga pasti tahu, apapun hasilnya nanti, saya tidak ingin kehilangan dia.
cheers,
ifa
Tapi sepertinya kali ini saya harus benar-benar berpikir.
Jangan tanya kenapa harus 7 hari :) Karena saya juga tidak begitu mengerti, mungkin sesuatu yang sudah saya tahu akan terjadi ini datang terlalu cepat, dan saya tidak siap.
Sebagian dari diri saya mungkin bertanya pada sebagian yang lain, tentang apakah saya takut, apakah saya cemas, apakah saya gelisah. Jawabannya adalah : mungkin. Saya tidak akan mengizinkan diri saya untuk benar-benar takut. Saya boleh cemas, boleh juga gelisah, tapi tidak dengan rasa takut. Tidak akan pernah.
7 hari ini entah harus saya mulai darimana. Terlalu pusing. Ah, mungkin bisa dimulai dengan berpikir tentang apa yang sebenarnya saya inginkan, sepertinya selama ini saya tidak pernah sungguh-sungguh berpikir tentang ini. Kemudian mungkin juga mempertimbangkan keinginan orang-orang yang akan berpengaruh dalam menentukan masa depan saya. Aneh, saya merasa aneh karena mesti memikirkan orang selain saya sendiri dan (mungkin) calon partner hidup saya. Bukankah saya, yang akan menjalani apapun dengan segala resikonya? Bukankan saya, yang sampai mati nanti akan merasakan apapun yang berkaitan dengan segala sesuatunya? Saya. Bukan siapa-siapa. Rasanya tidak adil, sekarang saya harus memikirkan banyak orang. Sedangkan nanti, saya lah yang harus menanggung semuanya, saya yang menjalani semuanya, lengkap dengan segala resiko dan konsekuensinya. Semua pihak yang sekarang saya pikirkan perasaannya, tidak akan lagi ambil bagian. Kenapa ya bisa begitu? Entahlah, tanya saja pada rumput yang bergoyang.
Tentang yang saya inginkan...
Nanti dulu, saya masih belum bisa memutuskan apa yang sebenarnya saya inginkan. Mungkin ini saja ya, bayangan saya tentang seperti apa saya di masa depan. Dari dulu saya selalu membayangkan, saya dengan karir yang cemerlang. Apapun profesinya. Dan karena kebetulan saya sekarang bermain di dunia kedokteran, mungkin yah bayangannya adalah saya dengan jas putih bertuliskan nama saya, plus titel 'dokter' di depan nama saya dan gelar spesialis something di belakangnya. Gambarannya adalah saya duduk di ruangan saya sendiri, putih, rapi, bersih, dan tentu saja : wangi. Saya sibuk menganalisa kasus pasien-pasien saya, and bingo! the case is easily solved! hehehe, terlalu muluk-muluk ya? Nggak apa-apa lah namanya juga impian ^^
Tapi ternyata hidup bukan sekedar tentang itu ya? Bodohnya saya adalah baru sadar sekarang. Baru tahu, bahwa banyak hal yang harus dipikirkan. Yasudahlah, masih ada 7 hari kan? :)
Toh saya sudah berdoa, saya juga percaya Tuhan itu Maha Membolak-balikkan hati manusia. Dan Tuhan juga pasti tahu, apapun hasilnya nanti, saya tidak ingin kehilangan dia.
cheers,
ifa